Kuartal I 2025: Sektor Pertanian Buktikan Ketangguhan dan Topang Pertumbuhan Ekonomi RI
Di tengah dinamika global dan ketidakpastian ekonomi, sektor pertanian Indonesia kembali menunjukkan peran strategisnya. Pada Kuartal I tahun 2025, sektor ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional, membuktikan ketangguhan sekaligus potensinya sebagai pilar ekonomi rakyat.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,3% (year-on-year) pada triwulan pertama 2025, melampaui ekspektasi dan mengungguli beberapa sektor lain seperti industri pengolahan dan perdagangan yang cenderung stagnan.
Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Pertumbuhan sektor pertanian menjadi sorotan karena terjadi di tengah situasi global yang penuh tantangan — mulai dari gejolak harga komoditas, perubahan iklim ekstrem, hingga dampak lanjutan konflik geopolitik. Meski demikian, Indonesia berhasil menjaga stabilitas produksi pangan nasional, terutama beras, jagung, dan hortikultura.
Keberhasilan ini tidak lepas dari:
• Program ketahanan pangan nasional
• Ekspansi lahan pertanian produktif
• Digitalisasi pertanian melalui platform petani pintar
• Subsidi pupuk dan alat pertanian yang lebih tepat sasaran
Kontribusi Terhadap PDB dan Tenaga Kerja
Sektor pertanian menyumbang hampir 12,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di kuartal ini, menjadikannya salah satu sektor terbesar bersama industri dan jasa. Lebih dari itu, sektor ini masih menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar — mencapai sekitar 38 juta orang, terutama di wilayah pedesaan.
Menteri Pertanian RI dalam keterangannya menyatakan, “Pertanian bukan hanya soal pangan, tapi juga fondasi ekonomi inklusif. Ketika sektor lain tertekan, pertanian tetap bertahan dan menumbuhkan harapan.”
Sektor Unggulan: Hortikultura dan Perkebunan
Komoditas hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan buah-buahan mencatat peningkatan produksi signifikan, didorong oleh perbaikan sistem distribusi dan harga jual yang stabil. Di sisi lain, perkebunan kelapa sawit, kopi, dan kakao juga berkontribusi besar terhadap ekspor, meski menghadapi tekanan harga global.
Menariknya, muncul tren kebangkitan pertanian organik dan berbasis teknologi (agritech) di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali, yang turut mendorong efisiensi dan daya saing.
Tantangan Masih Mengintai
Meski sukses di kuartal pertama, sektor pertanian tetap menghadapi tantangan jangka panjang, seperti:
• Ketergantungan pada cuaca
• Krisis regenerasi petani muda
• Akses terhadap pembiayaan dan teknologi
• Fragmentasi kepemilikan lahan
Untuk itu, pemerintah didorong agar memperkuat program jangka panjang yang mendukung modernisasi pertanian, termasuk integrasi dengan ekonomi hijau dan penguatan peran koperasi petani.
Harapan Tumbuh dari Tanah
Di tengah gempuran perubahan global, pertanian membuktikan bahwa ketahanan ekonomi dimulai dari akar rumput — dari sawah, ladang, dan kebun yang dikelola jutaan tangan petani Indonesia.
Kuartal I 2025 menjadi bukti bahwa pertanian bukan sekadar sektor konvensional, tapi masa depan ekonomi yang lebih inklusif, mandiri, dan berkelanjutan. Jika terus diperkuat, bukan tidak mungkin pertanian akan menjadi motor utama Indonesia menuju visi besar 2045.