Stop Impor Gula: Mentan Amran Siapkan Jurus Andalan
Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan ambisi besar dalam memperkuat kemandirian sektor pangan nasional. Kali ini, giliran impor gula yang akan direm habis-habisan. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pun tak tinggal diam. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa Indonesia tak boleh terus bergantung pada pasokan gula dari luar negeri. Untuk itu, ia menyiapkan “jurus andalan” guna mendongkrak produksi dalam negeri secara drastis.
Gula: Manis di Lidah, Pahit dalam Neraca Dagang
Selama bertahun-tahun, gula menjadi salah satu komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia. Setiap tahun, jutaan ton gula mentah masuk ke Tanah Air untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan industri. Hal ini menjadi ironi, mengingat Indonesia pernah berjaya sebagai eksportir gula di masa kolonial.
Amran menilai, ketergantungan terhadap impor justru membuat petani lokal terpinggirkan dan melemahkan fondasi ketahanan pangan nasional. “Kalau kita terus-terusan impor, kapan petani kita maju? Ini saatnya kita bangkitkan kembali kejayaan gula nasional,” ujar Mentan Amran dengan penuh semangat.
Jurus Andalan: Ekspansi Lahan dan Benih Unggul
Dalam rangka menghentikan impor, Amran merancang strategi jangka panjang yang disebutnya sebagai “jurus andalan”. Langkah pertama adalah ekspansi lahan tebu secara masif, khususnya di wilayah-wilayah potensial seperti Papua, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Pemerintah menargetkan penambahan ribuan hektare lahan baru yang dikhususkan untuk perkebunan tebu modern.
Langkah kedua adalah penggunaan varietas tebu unggul dan teknologi pertanian presisi. Melalui sinergi antara petani, pemerintah daerah, dan pelaku industri, produksi gula nasional ditargetkan meningkat signifikan dalam kurun waktu 3—5 tahun ke depan. Amran juga mendorong revitalisasi pabrik gula tua, agar proses produksi lebih efisien dan menghasilkan gula berkualitas tinggi.
Sinergi dan Insentif: Petani Jadi Prioritas
Mentan Amran menegaskan bahwa petani tebu akan menjadi ujung tombak dalam strategi ini. Pemerintah akan memberikan insentif khusus, mulai dari bantuan bibit, pupuk, hingga jaminan harga beli agar para petani tak lagi merasa rugi menanam tebu. “Kami akan pastikan petani mendapatkan dukungan maksimal. Ini bukan sekadar proyek, tapi misi nasional,” tegasnya.
Selain itu, program kemitraan dengan BUMN pangan dan swasta juga akan diperkuat, agar hasil panen petani dapat langsung diserap tanpa perantara yang merugikan.
Tantangan dan Harapan
Meski target menghentikan impor gula sepenuhnya terdengar ambisius, Mentan Amran percaya bahwa dengan kemauan politik yang kuat, visi ini bisa tercapai. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk akademisi, peneliti, dan pelaku industri, untuk bergandengan tangan mewujudkan swasembada gula.
“Swasembada bukan mimpi. Ini hanya soal fokus dan kemauan. Kita punya lahan, kita punya tenaga kerja, dan kita punya semangat. Sekarang saatnya membuktikan,” tutup Amran.
Langkah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam mengerem impor gula adalah bagian dari visi besar menuju kedaulatan pangan nasional. Dengan “jurus andalan”-nya, Indonesia bukan hanya ingin mandiri dalam produksi gula, tapi juga ingin mengembalikan kejayaan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi bangsa.